Senin, 12 September 2016

Separuh Pasang Mata

Senyum wajahmu buatku luka
Dalam separuh pasang mata
Menjelma bantera duka cita
Mengayuh lentera tanpa asa

Kalah ku saat itu
Marah dan malu pula hatiku
Mengambil harta dari surgaku
Menghancur jiwa mencipta malu

Jika ku mampu...
Biar aku yang menangguh
Menahan malu dalam gaduh
Hancur karam tanpa berlabuh
Dalam setiap lawan bertabuh

Wahai surgaku...
Maafku tak cukup mengobatimu
Walau tangis mengisi penuh!
Dosa begitu besar mengikutiku

Ts.

Cerita:

Terinspirasi dari seorang anak yang kehilangan sebelah bola matanya pada sebuah kecelakaan bersama ayahnya. Saat itu, sang ayah memotong sebuah ranting sambil menaiki sebuah pohon, secara tidak sengaja, ranting yang lancip bekas potongan meluncur mengenai bola mata anaknya yang sedang mendongak melihat ayahnya di atas pohon.

Karena kecelakaan itu, sang anak mengalami cacat permanen, dimana hanya mempunyai satu bola mata. Sang ayah pun tak kuasa menahan rasa marah dan salah kepada dirinya sendiri.

Dilihatnya sang anak yang masih kecil tetap tersenyum walau dengan satu bola mata. Namun sang ayah berfikir panjang perihal masa depan anaknya yang akan ditertawakan dan dihina oleh teman-teman sebayanya. Sang anak sekarang masih bisa tertawa, namun di masa depannya, mungkin dia akan sangat menderita atas cacat permanen yang dideritanya karena kesalahan ayahnya.

(Tadi sempat lihat seorang bocah seperti itu, tapi kisah di atas cuma dramatisasi saja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar